Rabu, 05 Februari 2014

Pura-pura, dimana?



Aku kehilangan topengku hari ini. beberapa hari berlalu sangat mudah aku jalani. Acuh dan bertingkah seperti biasa-biasa saja. Namun tidak bisa aku paksakan lagi. Aku belum bisa pergi karena perasaan yang aku sembunyikan. Aku hanya bersembunyi. Menutup kepiluan dengan topeng yang tebal. Aku belum pergi, ini masih akan pergi. Aku tahu, berlama-lama juga tidak baik.
Tidak ada airmata, tapi disini tetap terasa menikam. Luka yang belum terbalut secara rapi. Aku tidak ingin melihat cermin, karena melihat aku sendiri pasti tidak akan terasa nyaman. Sedangkan kau masih menampakkan tingkah yang memunculkan kegelisahan. Gelisah. Ya, aku tidak boleh gelisah. Karena aku dan kamu sudah tidak dalam sebuah ikatan.
Tidakkah aku lupa bagaimana seharusnya melakukan interaksi yang manis, manja dan nyaman. Itu tidak boleh lagi dilakukan bukan? Dan kerinduan pasti akan menjadi kesedihan atau bahkan malapetaka. Ini buruk sekali, tapi aku harus bisa mengatasi  ini. Tidak lagi perempuan menjadi bodoh. Dan tidak juga perempuan membunuh bangsanya sendiri. Begitu juga perempuan tak boleh terlihat lemah atau sebaliknya.
"mengorbankan pasangan hanya untuk menguatkan diri. dan bukannya kau sudah mengambil keputusan setelah mempertimbangkan? maka buang jauh-jauh pikiranmu untuk ingin berdiskusi lagi. Dunia tak kemana, dan dunia tidak selebar yang dulunya kalian bayangkan"Ah....

1 komentar:

  1. Tadi sempet baca-baca postingannya, ko rata-rata postingan galau semua yah? Apa senja emang identik dengan kegalauan dan kesedihan?

    BalasHapus