Aku kehilangan topengku hari ini.
beberapa hari berlalu sangat mudah aku jalani. Acuh dan bertingkah seperti
biasa-biasa saja. Namun tidak bisa aku paksakan lagi. Aku belum bisa pergi
karena perasaan yang aku sembunyikan. Aku hanya bersembunyi. Menutup kepiluan
dengan topeng yang tebal. Aku belum pergi, ini masih akan pergi. Aku tahu,
berlama-lama juga tidak baik.
Tidak ada airmata, tapi disini
tetap terasa menikam. Luka yang belum terbalut secara rapi. Aku tidak ingin
melihat cermin, karena melihat aku sendiri pasti tidak akan terasa nyaman. Sedangkan
kau masih menampakkan tingkah yang memunculkan kegelisahan. Gelisah. Ya, aku
tidak boleh gelisah. Karena aku dan kamu sudah tidak dalam sebuah ikatan.
Tidakkah aku lupa bagaimana
seharusnya melakukan interaksi yang manis, manja dan nyaman. Itu tidak boleh
lagi dilakukan bukan? Dan kerinduan pasti akan menjadi kesedihan atau bahkan
malapetaka. Ini buruk sekali, tapi aku harus bisa mengatasi ini. Tidak lagi perempuan menjadi bodoh. Dan tidak
juga perempuan membunuh bangsanya sendiri. Begitu juga perempuan tak boleh
terlihat lemah atau sebaliknya.
"mengorbankan pasangan hanya untuk menguatkan diri. dan bukannya kau sudah mengambil keputusan setelah mempertimbangkan? maka buang jauh-jauh pikiranmu untuk ingin berdiskusi lagi. Dunia tak kemana, dan dunia tidak selebar yang dulunya kalian bayangkan"Ah....
"mengorbankan pasangan hanya untuk menguatkan diri. dan bukannya kau sudah mengambil keputusan setelah mempertimbangkan? maka buang jauh-jauh pikiranmu untuk ingin berdiskusi lagi. Dunia tak kemana, dan dunia tidak selebar yang dulunya kalian bayangkan"Ah....
Tadi sempet baca-baca postingannya, ko rata-rata postingan galau semua yah? Apa senja emang identik dengan kegalauan dan kesedihan?
BalasHapus